Pemerintah Indonesia mengumumkan pencapaian signifikan dalam sektor energi dengan klaim bahwa harga listrik dari Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sudah mendekati dan bahkan lebih efisien daripada pembangkit listrik berbahan bakar fosil, khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Uap alias PLTU batu bara. Hal ini merupakan hasil dari optimalisasi penggunaan EBT di Indonesia, didorong oleh perkembangan teknologi dan investasi yang semakin meningkat.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral ), Dadan Kusdiana menyatakan bahwa keseimbangan persaingan usaha antara EBT dan energi fosil semakin merata, dengan harga listrik dari pembangkit EBT mendekati atau bahkan lebih efisien dibandingkan dengan energi fosil. Hal ini memberikan landasan yang kuat bagi pemerintah untuk memprioritaskan EBT sebagai sumber energi utama.
Dalam konteks ini, proyeksi tim peningkatan nilai tambah (PNT) Minerba pada 2025 memperkirakan permintaan sebanyak 1,8 juta ton batu bara metalurgi. Evaluasi tahun 2022 menunjukkan bahwa terdapat sumber daya sebanyak 2,68 miliar ton dan cadangan sebanyak 0,45 miliar ton batu bara metalurgi di 40 lokasi potensial di Indonesia.
Perkembangan teknologi energi terbarukan, terutama pada pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan angin (PLTB), telah menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi, menyebabkan penurunan biaya produksi listrik. Dadan Kusdiana memberikan contoh bahwa harga kontrak listrik PLTB di Kalimantan Selatan pada awal tahun 2023 mencapai di bawah USD6 sen per kWh, dibandingkan dengan harga sekitar US$10,9 sen per kWh pada 2016.
Pembandingannya dengan harga pembangkit berbasis energi fosil, seperti batubara (PLTU), menunjukkan bahwa harga energi hijau bahkan lebih murah. Dengan harga batu bara acuan (HBA) berkisar antara US$125 – US$130 per ton, Dadan menyatakan bahwa harga listrik dari EBT sudah dapat bersaing dengan harga listrik berbasis fosil.
Dengan pencapaian ini, pemerintah menekankan bahwa sekarang tidak ada alasan lagi untuk tidak memanfaatkan EBT, menandai langkah besar menuju transisi energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan di Indonesia.
Demikian informasi seputar perkembangan kebijakan harga listrik di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Prexer.org.