Home » Saudi Aramco Menilai Transisi Energi Gagal: Fakta dan Tantangan Masa Depan

Saudi Aramco Menilai Transisi Energi Gagal: Fakta dan Tantangan Masa Depan

Di tengah panggung dunia, Saudi Aramco, raksasa energi minyak global, dengan tegas menyuarakan pandangannya terhadap transisi energi. CEO Amin Nasser, dalam wawancara panel di konferensi energi CERAWeek, menilai bahwa upaya transisi energi saat ini belum mencapai kesuksesan yang diharapkan.

Menurut Nasser, meskipun ada upaya untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, kenyataannya permintaan akan minyak, gas, dan batu bara diperkirakan akan terus meningkat. Puncak permintaan ini diperkirakan akan terjadi pada tahun 2030, menurut Badan Energi Internasional (IEA). Namun, Nasser mempertanyakan fokus IEA yang terlalu berorientasi pada AS dan Eropa, sementara negara-negara berkembang tidak mendapatkan perhatian yang cukup.

Meskipun investasi besar telah dilakukan dalam energi terbarukan, Nasser mengingatkan bahwa sumber-sumber ini belum mampu menggantikan hidrokarbon dalam skala besar. Saat ini, tenaga angin dan surya hanya menyumbang kurang dari 4% energi dunia, sedangkan kendaraan listrik hanya memiliki penetrasi kurang dari 3%.

Negara-negara berkembang di wilayah selatan diprediksi akan menjadi pendorong utama permintaan minyak dan gas. Meskipun demikian, investasi dalam energi terbarukan di negara-negara ini masih jauh dari target yang diinginkan. Nasser menegaskan perlunya fokus pada pengurangan emisi minyak dan gas daripada hanya mengembangkan energi bersih dan terbarukan.

Menyadari tantangan dalam transisi energi, Nasser mengajukan pendekatan yang lebih bertahap. Ia menekankan pentingnya infrastruktur yang tepat dan kesiapan ekonomi sebelum beralih sepenuhnya ke sumber energi baru.

Saudi Aramco menegaskan bahwa dunia harus memperlakukan transisi energi dengan bijaksana, mengakui realitas permintaan bahan bakar fosil sambil tetap berusaha untuk mengurangi emisi dan meningkatkan efisiensi. Dengan pandangan yang disuarakan oleh Saudi Aramco, tantangan transisi energi global menjadi semakin kompleks, membutuhkan keseimbangan antara aspirasi bersih dan realitas kebutuhan energi global.

Demikian informasi seputar era transisi yang dinilai gagal menurut pandangan CEO Amin Nasser. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Prexer.Org.

Related Posts