Home » Percepatan Investasi Hulu Migas Jadi Prioritas Pemerintah, Segini Datanya!

Percepatan Investasi Hulu Migas Jadi Prioritas Pemerintah, Segini Datanya!

Investasi hulu migas (minyak dan gas) di Indonesia menjadi fokus utama dalam upaya meningkatkan produksi energi nasional. Asosiasi Pemasok Energi Mineral dan Batubara Indonesia (Aspebindo) menilai, pemerintah perlu memaksimalkan potensi dalam negeri melalui percepatan investasi dan pengembangan teknologi di sektor hulu migas. Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Aspebindo, Fathul Nugroho dalam siaran pers yang diterima pada Rabu (21/8).

Dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025, target lifting minyak diperkirakan mencapai 600.000 barel per hari (bopd), sedangkan gas bumi diproyeksikan mencapai 1 juta barel setara minyak per hari.

Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan target dalam APBN 2024, yang menetapkan lifting minyak sebesar 635.000 bopd dan lifting gas bumi sebesar 1,33 juta setara minyak per hari.

Fathul menegaskan bahwa percepatan investasi hulu migas sangat krusial untuk meningkatkan produksi dalam negeri. “Pemerintah bisa mencontoh negara lain yang demografinya mirip-mirip Indonesia, seperti Brasil. Lifting minyak di Negeri Samba itu mencapai 3 juta barel per hari,” ujarnya.

Ia menambahkan, saat ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berada di bawah pimpinan Bahlil Lahadalia, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Diharapkan, Menteri Bahlil mampu menerapkan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan lifting minyak dan gas, baik melalui regulasi yang mendukung maupun percepatan investasi di sektor hulu.

Selain itu, Fathul juga mengharapkan adanya dorongan lebih lanjut dalam hilirisasi di sektor mineral dan batubara. Pemerintah bersama dengan PLN menghadapi tantangan dalam mengelola kelebihan pasokan listrik dari program 35.000 MegaWatt (MW). Fathul melihat kelebihan tersebut sebagai peluang besar untuk mendukung kebijakan hilirisasi.

Langkah-langkah seperti kebijakan preferential tariff dan dynamic pricing bagi pengguna industri di zona Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dapat membuat harga listrik lebih efisien, yang pada akhirnya mendorong pengembangan industri di wilayah-wilayah kunci. Hal ini juga dapat meningkatkan investasi hulu migas di Indonesia.

Dengan dilantiknya Bahlil Lahadalia sebagai Menteri ESDM menggantikan Arifin Tasrif, diharapkan kebijakan optimalisasi peningkatan lifting migas yang telah dilakukan dapat diteruskan dan ditingkatkan.

“Saya akan fokus melanjutkan apa yang sudah dilakukan oleh Pak Arifin terkait dengan optimalisasi peningkatan lifting minyak kita terhadap sumur-sumur idle yang sudah diberikan oleh SKK Migas dan perbaikan tata kelola,” ujar Bahlil. Demikian informasi seputar perkembangan investasi hulu migas di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Prexer.Org.

Related Posts