Presiden Jokowi (Joko Widodo) akan menjadi penumpang perdana di kereta cepat Jakarta-Bandung pada tanggal 8 September 2023 mendatang, demikian diumumkan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Namun, meskipun proyek ini menuai dukungan domestik, media asing dan Al Jazeera turut mengulas perkembangan proyek tersebut.
Menurut laporan, meskipun kereta cepat diharapkan dapat meningkatkan produktivitas ekonomi dan dunia usaha secara keseluruhan, manfaat tersebut mungkin tertutupi oleh besarnya nilai utang yang diperlukan untuk pembangunan proyek ini. Proyek ini telah mengalami penundaan dan mengakibatkan peningkatan biaya sebesar US$1,2 miliar atau Rp18,36 triliun. Biaya tambahan ini menjadi beban yang cukup signifikan dan membuat utang proyek semakin meningkat.
Sebelumnya, PT KCIC (Kereta Cepat Indonesia China) telah menerima pinjaman sebesar US$4,55 miliar (Rp69,61 triliun) dari China Development Bank, dan pada April lalu, Indonesia meminta pinjaman tambahan sebesar US$560 juta (Rp8,56 triliun) dari bank pemerintah China. Menghadapi lonjakan biaya tersebut, Jokowi setuju untuk menggunakan dana negara guna mendukung pembiayaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini, meskipun para ahli mengkhawatirkan bahwa hal ini dapat memperburuk kondisi keuangan negara yang telah terbebani akibat pandemi.
Selain itu, media asing Al Jazeera juga menyoroti nasib kereta cepat Jakarta-Bandung ini. Mereka membahas utang proyek dan juga menyoroti penundaan dalam pengoperasian kereta cepat tersebut. Media juga mencatat adanya perdebatan di Indonesia mengenai proyek ini, terutama terkait biaya tiket yang diperkirakan tinggi. Menurut Meiki Paendong, direktur eksekutif Wahan Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), proyek ini mungkin hanya akan diakses oleh kalangan menengah ke atas karena harga tiket yang mahal.
Namun, Al Jazeera juga menggali pendapat Ahmad Zakie, seorang dosen Universitas Padjadjaran Bandung, yang menyatakan bahwa dia akan menggunakan layanan ini jika bepergian ke Jakarta atau ke kawasan Halim di Jakarta Selatan, mengingat keuntungan utamanya adalah waktu tempuh yang singkat. Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung tetap menjadi topik hangat, dengan berbagai aspek yang perlu dipertimbangkan, termasuk manfaat ekonomi dan dampak keuangan.