Kemenperin Targetkan Rp1000 Triliun Dari Industri Kreatif

Melalui KemenPerin, Pemerintah menargetkan 2018 ini sektor industri kreatif bisa menyumbang Rp 1.000 triliun untuk PDB dalam negeri. Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih optimis sumbangsih tersebut bisa dicapai.

Apalagi, bila melihat sumbangan yang diberikan sektor industri tersebut selama tiga tahun terakhir. Catatannya, pada 2015, sektor industri kreatif berhasil memberikan sumbangan Rp852 triliun pada PDB (produk domestik bruto).

Pada 2016, sumbangan tersebut naik menjadi Rp923 triliun dan 2017 naik lagi menjadi Rp990 triliun. “Ke depan dengan bergulirnya revolusi industri 4.0, sektor ekonomi kreatif berpeluang besar menjadi andalan bagi pertumbuhan ekonomi kita. Apalagi, potensi  kita didukung sumber daya manusia yang kreatif,” katanya seperti dikutip dari website Kementerian Perindustrian, Senin (1/10).

Gati mengatakan saat ini terdapat 16 subsektor usaha yang masuk ke dalam kelompok industri kreatif; kriya, kuliner, fesyen, aplikasi dan pengembangan permainan, musik, arsitektur, desain produk, desain komunikasi visual, desain interior, penerbitan, periklanan, fotografi, seni pertunjukan, seni rupa, televisi dan radio,  film, animasi dan video.

Dari subsektor tersebut, Kementerian Perindustrian kata Gati mengindentifikasi tiga yang memiliki sumbangsih besar ke ekonomi kreatif. Pertama, industri kuliner yang memberikan sumbangsih sebesar 41,69 persen.

Kedua, industri fesyen yang memiliki sumbangsih sebesar 18,15 persen. Ketiga, industri kriya yang memiliki sumbangsih 15,70 persen. Agar sumbangsih industri kreatif ke pertumbuhan nasional bisa semakin meningkat, Kementerian Perindustrian terus membina pelaku usaha di sektor industri tersebut.

“Guna mendukung industri kreatif, kami telah mendidikan Pusat Industri Kreatif Bali sejak 2015 lalu, tujuannya untuk mengembangkan inovasi dan meningkatkan daya saing mereka,” katanya.

Program BCIC (Bali Creative Industry Center), antara lain Creative Business Incubator (CBI), Indonesia Fashion and Craft Awards (IFCA), dan Design Laboratory. Pada tahun 2018, untuk pelaksanaan kegiatan CBI, Direktorat Jenderal IKM Kemenperin berkolaborasi dengan Business Venturing and Development Institute (BVDI) Prasetya Mulya.

Sedangkan, kegiatan Design Laboratory sebagai ajang kolaborasi antara para desainer, praktisi dan sentra IKM untuk menghasilkan desain produk baru yang tujuannya meningkatkan daya saing produk IKM. Program ini juga dalam rangka mengembangkan riset teknologi, desain, seni, budaya dan inovasi bagi industri kreatif nasional.

Related Posts