Home » Harga Bijih Besi Naik Tajam, Pasar Tunggu Stimulus Ekonomi China

Harga Bijih Besi Naik Tajam, Pasar Tunggu Stimulus Ekonomi China

Harga bijih besi kembali menunjukkan kenaikan signifikan, melanjutkan tren positif selama dua minggu berturut-turut. Spekulasi mengenai langkah-langkah stimulus ekonomi tambahan dari China menjadi pendorong utama kenaikan ini. Di pasar Singapura, harga bijih besi sebagai bahan baku utama pembuatan baja naik hampir 3%, setelah mencatat lonjakan 18% dalam dua minggu terakhir.

Kenaikan harga ini terjadi menjelang jumpa pers yang dijadwalkan pada Selasa (08/10), di mana lima pejabat senior dari Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China (NDRC) diperkirakan akan mengumumkan langkah-langkah stimulus fiskal baru.

Pengeluaran publik yang lebih besar dan dukungan untuk sektor properti menjadi fokus kebijakan, yang diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi negara tersebut.

Stimulus ekonomi dari Beijing sebelumnya, termasuk pemotongan suku bunga dan kebijakan dukungan sektor properti, telah memicu kenaikan harga logam global pada akhir September.

Namun, libur nasional selama seminggu di China sempat menahan pengumuman lebih lanjut, hingga kini pasar kembali bergairah menantikan kebijakan yang lebih konkret dari pemerintah China.

ANZ Group Holdings Ltd. dalam catatannya menyebut bahwa prospek kenaikan harga bijih besi masih terbuka, terutama setelah pasar China kembali beroperasi. “Namun, keberlanjutan kenaikan ini sangat bergantung pada rincian langkah-langkah stimulus yang dijanjikan Beijing,” jelas pihak ANZ.

Hingga Selasa pukul 11:36 waktu setempat, harga bijih besi berjangka di Singapura naik 1,6% menjadi US$110,30 per ton, setelah sebelumnya sempat meningkat hingga 2,6%. Kenaikan ini memperkuat tren harga yang terus naik dalam beberapa pekan terakhir.

Sementara itu, di London Metal Exchange, harga aluminium turun 0,3% menjadi US$2.645 per ton, dengan sebagian besar logam lainnya tidak mengalami perubahan signifikan.

Delegasi industri China yang menghadiri LME Week menyatakan bahwa kebijakan stimulus baru mencerminkan perubahan penting dalam prioritas otoritas, dengan fokus pada penguatan ekonomi. Hal ini menjadi faktor utama yang mendorong optimisme pasar terhadap kenaikan harga bijih besi dalam waktu dekat.

Dengan meningkatnya ekspektasi terhadap kebijakan stimulus China, harga bijih besi berpotensi terus melonjak, terutama jika kebijakan yang diambil mampu mendorong pertumbuhan sektor industri dan konstruksi di negara tersebut.

Demikian informasi seputar potensi harga bijih besi. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Prexer.Org.

Related Posts