Prospek harga komoditas energi diprediksi masih menghadapi tekanan sepanjang 2025. Tantangan utama berasal dari dinamika pasokan, permintaan, dan pertumbuhan ekonomi global yang melambat.
Pada pekan awal tahun ini, pergerakan harga komoditas energi menunjukkan tren yang beragam. Data dari Trading Economics mencatat, harga minyak WTI naik 1,81% secara Year to Date (Ytd) ke US$73,08 per barel, sementara minyak Brent meningkat 1,61% ke US$75,86 per barel per Jumat (3/1).
Sebaliknya, harga gas alam turun 2,31% Ytd ke US$3,55 per MMBtu, dan harga batubara melemah 0,52% Ytd ke US$124,6 per ton. Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong menilai prospek komoditas energi masih suram. Pasokan yang melimpah dan permintaan yang melemah menjadi penyebab utama.
“Batubara, misalnya, tertekan oleh rekor produksi China dan peralihan negara tersebut ke energi terbarukan,” ujar Lukman, Jumat (3/1).
China yang semakin agresif dalam mengembangkan energi nuklir dan terbarukan menjadi katalis utama tekanan terhadap batubara. Pada 2024, China menambahkan 11 reaktor nuklir generasi ketiga yang lebih efisien, sementara penggunaan reaktor batubara turun signifikan hingga 80% dibandingkan tahun sebelumnya.
Namun, harga minyak mentah justru mendapat sentimen positif dari stimulus ekonomi China dan penurunan inventaris minyak mentah AS selama enam pekan berturut-turut. Meski begitu, kebijakan OPEC+ yang berencana menormalisasi produksi diprediksi akan menahan kenaikan harga lebih lanjut.
Harga gas alam, meski sempat naik akibat prediksi cuaca dingin, kembali melemah karena ramalan cuaca yang lebih hangat.
Lukman memproyeksikan harga batubara berada di kisaran US$90–110 per ton, minyak mentah di US$60 per barel, dan gas alam di US$2,8–3 per MMBtu.
“Hanya gangguan produksi besar yang dapat mendorong harga naik signifikan,” tambahnya.
Di tengah ketidakpastian global, perkembangan energi terbarukan dan kebijakan negara-negara besar menjadi faktor kunci yang terus memengaruhi harga komoditas energi.
Demikian informasi seputar prospek harga komoditas energi 2025. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Prexer.Org.