Malaysia terus memperkuat ambisinya untuk menjadi pusat energi dan produksi chip global. Dengan memanfaatkan letak geografis strategis dan pertumbuhan ekonomi yang stabil, negara ini menarik perhatian investor asing.
Perdana Menteri, Anwar Ibrahim menyatakan bahwa ekonomi Malaysia pulih secara signifikan pada tahun lalu. Faktor pendukungnya adalah masuknya investasi strategis di sektor energi terbarukan dan infrastruktur kecerdasan buatan.
“Pada 2025, kami bertekad memanfaatkan posisi geografis kami untuk menjadi pusat listrik, talenta, dan diversifikasi rantai pasok global,” ucap Anwar dalam sebuah forum ekonomi, Kamis (9/1).
Salah satu fokus utama adalah memperkuat sektor semikonduktor. Menteri Ekonomi, Rafizi Ramli menambahkan bahwa Malaysia tengah merancang produksi chip unit pemrosesan grafis (GPU).
“Kami berharap mulai memproduksi GPU dan chip buatan Malaysia dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan,” ujarnya soal Malaysia jadi pusat energi dan produksi chip.
Malaysia telah menjadi pemain penting dalam industri semikonduktor global, menyumbang 13% dari pengujian dan pengemasan chip dunia. Investasi lebih dari $100 miliar ditargetkan untuk sektor ini, didukung oleh perusahaan besar seperti Intel dan Infineon yang telah menanamkan modal miliaran dolar.
Di sisi lain, stabilitas ekonomi menjadi daya tarik tersendiri. Inflasi terkendali, nilai tukar ringgit stabil, dan pasar saham Malaysia mencatatkan kinerja terbaik di kawasan Asia Tenggara. Gelombang investasi digital dari perusahaan teknologi raksasa, termasuk Google, semakin mendongkrak pertumbuhan ekonomi Malaysia.
Dengan perkembangan ini, Malaysia diharapkan mampu menjadi pusat energi dan produksi chip yang relevan di pasar global. Dukungan strategis pemerintah, stabilitas politik, serta potensi geografis menjadikan negara ini tujuan utama bagi investor internasional.
Demikian informasi seputar Malaysia yang menargetkan sebagai pusat energi dan produksi chip global. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Prexer.Org.
