GO-JEK sebagai perusahaan “Start Up” besar dan berkembang di Indonesia terus berinovasi terhadap perekonomian Indonesia. Sebagai karya anak bangsa GO-JEK baru-baru ini ikut mendorong pertumbuhan Industri Kreatif tahan air dalam industri perfilman melalui unit barunya yaitu, GO-STUDIO.
Michy Gustavia, SVP of Acquisition and Development GO-JEK, menyampaikan bahwa GO-STUDIO yang nantinya untuk terlibat dalam produksi konten, bekerja sama dengan content creator lokal dan studio film yang ingin berkembang dalam Industri Kreatif.
Nantinya konten yang dihasilkan 95% berupa film Indonesia. Ada juga beberapa yang berhubungan langsung dengan aktivitas aplikasi GO-JEK. Michy mencontohkan, proyek film dokumenter pertama yang disusun adalah soal tingkat pembatalan order sangat tinggi untuk pengemudi perempuan. Masalah tersebut coba didalami melalui data, lalu disampaikan edukasinya melalui film tersebut.
Melalui GO-STUDIO, GO-JEK secara langsung turut serta mendorong inovasi serta potensi di bidang Industri Kreatif Indonesia yang memiliki nilai tambah serta daya saing di dunia Internasional. Pernyataan yang sama di katakan oleh Chief Corporate Affairs GO-JEK, Nila Marita bahwa inovasi serta kreativitas merupakan bagian dari pilar utama GO-JEK dan berkomitmen untuk terus mendukung ekonomi industri kreatif Indonesia.
Nila mengatakan, menurutnya terobosan ini sejalan dengan semangat pemerintah Indonesia (Berkaf) dalam memperkuat ekonomi industri kreatif Indonesia khususnya sektor perfilman Indonesia. Melalui GO-STUDIO, GO-JEK mendukung komunitas kreatif di Indonesia untuk menggarap karya yang berkualitas serta memberikan kesempatan kepada komunitas tersebut terhadap akses penonton yang lebih luas.
Harapannya dengan adanya kolaborasi tersebut dapat memberikan kesempatan kepada pelaku industri kreatif perfilman Indonesia agar karyanya dapat di nikmati tidak hanya di Indonesia namun di seluruh dunia. Sebanyak 31 proyek film dokumenter dari Asia Tenggara dan satu proyek dari Australia akan mengikuti program inkubasi selama empat hari yang dilanjutkan dengan pitching forum serta kegiatan industri lainnya selama tiga hari.
Film-film yang telah terseleksi tersebut akan dipresentasikan kepada 35 lembaga donor, jaringan televisi, distributor, dan platform-platform dunia yang membutuhkan film dokumenter.