Karangasem Kemas Industri Pariwisata Junjung Keaslian Bali

Kabupaten Karangasem mengemas Industri di Bali sektor pariwisata dengan mengedepankan keaslian Bali. Karangasem menjadi perhatian dunia saat erupsi Gunung Agung. Kabupaten tesebut di juluki “Bumi Lahar” dengan sejarah dan perkembangan yang tak lepas dari kehidupan disekitar Gunung Agung.

Karangasem juga sama dengan wilayah lain yang mengembangkan Industri di Bali pada sektor Pariwisatanya. Merasa belum sepopuler wilayah lainnya namun Kabupaten tersebut mengemas industri pariwisata dengan karakter yang kuat.

Karangasem The Spirit Of Bali tema tersebut menampilkan pariwisata yang mengedepankan keotentikan, identitas orisinil dari Bali.

“Datanglah ke Karangasem dan jadi orang Karangasem dalam bingkai Spirit of Bali,” Ucap Sumatri, Kompas.com.

Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri menjelaskan konsep Karangasem the spirit of Bali. Menurutnya dalam mengembangkan sebuah wilayah tentu ingin berkembang dari fase pra-industri menuju industri. Setelah industri maju kemudian bergerak menuju fase post-industry, dimana masyarakatnya kembali mencari nilai-nilai spiritual, kembali ke alam dan mencari ketenangan. Sumbernya pada nilai-nilai orisinal atau spiritual.

Karangasem tidak seperti daerah kebanyakan yang sedang berlomba-lomba menuju fase industri, melainkan Karangasem justru sedang berupaya memperkuat rasa percaya diri baik pemerintah dan seluruh warganya untuk langsung menuju fase post-industri. Hal ini dasari oleh pemikiran bahwa pada fase dimana orang-orang mengedepankan kebahagiaan, kedamaian, dan otentisitas. Itulah sejatinya kekuatan dari Kabupaten Karangasem dalam menerjang ombak industri di Bali.

“Jadi Karangasem dengan segala potensi wisata berbasis spiritual ingin mengembangkan pariwisata yang berbasis nilai sebagaimana warga Karangasem yang dekat dengan alam dan spiritual,” kata Sumatri, Kompas.com.

Di Karangasem sendiri terdapat obyek-obyek wisata spiritual, heritage dan lainnya yang cukup mendunia. Di antaranya Pura Besakih, Telaga Waja, Taman Ujung, Candidasa, Tirta Gangga, Desa Tenganan, Labuan Amuk, Pura Lempuyang, Bukit Asah, Pelukatan Jaga Satru dan Gunung Agung.

“Obyek wisata yang ada di Karangasem sebagian besar awalnya tidak didesain untuk pariwisata atau bukan obyek buatan, tapi muncul seiring perkembangan budaya Bali dan proses alam. Ini yang membedakan Karangasem dengan wilayah lain,” ujar Sumatri.

Pura Besakih, misalnya, merupakan pura terbesar di Bali bahkan dunia. Menjadi pusat orientasi spiritual dan ritual keagamaan seluruh masyarakat Hindu khususnya di Bali. Setiap tahun Pura Besakih dikunjungi ratusan ribu umat dan wisatawan dari berbagai penjuru dunia. Demikian pula halnya dengan Desa Tenganan. Merupakan salah satu desa tua Tenganan. Di dalamnya hidup dan berkembang berbagai tradisi yang masih dipertahankan. Sebut saja perang pandan, seni tenun, tradisi nyastra dan sistem pemerintahan desa yang khas.

Pegangan Karangasem dalam dunia Industri di Bali dalam mengemas pariwisata, yaitu ingin meletakkannya di atas nilai-nilai yang menjadi pandangan hidup orang Bali. Seperti Tri Hita Karana yaitu keseimbangan antara manusia, alam dan Tuhan.

Related Posts