Program insentif kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) disambut dengan baik oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Adapun, salah satu dari banyaknya insentif yang diterima oleh para pemain leasing adalah mendapatkan penyaluran dana kepada nasabah terkait produksi dan konsumsi KBLBB dapat diberikan relaksasi bobot risiko aset yang disesuaikan menjadi 50 persen.
Tak hanya itu, uang muka (down payment/DP) sebesar 0 persen juga diberikan kepada para pemain leasing. Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara menuturkan bahwa guyuran insentif kendaraan listrik itu dapat mendorong pertumbuhan industri di dalam negeri.
“Harapannya program KBLBB ini bisa mempercepat masyarakat memiliki kendaraan listrik. Kalau harganya terjangkau, maka akan mendorong masyarakat untuk semakin berminat membeli kendaraan listrik. Insentif [kendaraan bermotor listrik berbasis baterai] bagus, sejauh itu untuk pembelian kendaraan listrik buatan Indonesia,” kata Kukuh kepada Bisnis pada Minggu, 4 Desember.
Berdasarkan data Gaikindo sepanjang Januari – Oktober 2022, tercatat volume penjualan wholesale mobil listrik jenis battery electric vehicle (BEV) di pasar domestik sudah mencapai 5.955 unit. Adapun, Wuling Air EV Long Range menjadi merek mobil listrik yang paling laris diburu masyarakat sampai dengan Oktober 2022. Gaikindo mencatat Wuling Air EV Long Range mencapai penjualan wholesale sebanyak 3.307 unit.
Bagaimana Masa Depan Kendaraan Bermotor Listrik di Indonesia?
Selanjutnya, di posisi kedua ditempati oleh merek Hyundai Ioniq5 Signature Extended yang mencatatkan penjualan sebanyak 1.189 unit. Selain itu, Wuling Air EV Standard Range menjadi mobil listrik dengan penjualan mencapai 1.030 unit.
Kukuh mengungkapkan bahwa jika dibandingkan dengan periode 2021, penjualan kendaraan listrik masih sepi peminat dengan kisaran penjualan tidak sampai menyentuh angka 1.000 unit. Namun, saat ajang pameran otomotif GIIAS 2022 dilaksanakan, Gaikindo memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk bisa melakukan test drive kendaraan bermotor listrik.
“Pada 2021 penjualan nggak sampai menyentuh 1.000 unit kendaraan listrik,” ujarnya.
Lebih lanjut, Kukuh menyampaikan bahwa mayoritas masyarakat berminat pada kendaraan listrik dengan rentang harga di bawah Rp300 juta. Namun demikian, Kukuh mengatakan bahwa umumnya masyarakat yang membeli kendaraan listrik bukanlah pembeli kendaraan pertama. Apakah nantinya masyarakat dapat menyerap penuh kendaraan bermotor listrik dan meninggalkan kendaraan bermotor dengan bahan bakar minyak?