Sebuah wilayah kecil di Desa Ujungalang, Kecamatan Kampung Laut, Cilacap, Dusun Bondan menyimpan cerita inspiratif tentang perjuangan warga dalam mengatasi keterbatasan akses listrik. Terletak tidak jauh dari Pulau Nusakambangan, dusun ini mengandalkan tenaga surya dan angin untuk menerangi kehidupan sehari-hari mereka.
Pada tahun 2016, seorang pemuda dari Dusun Bondan, Mohamad Jamaludin memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Keputusan ini lahir dari pesan gurunya saat di SMK, “Kamu harus bali ndeso bangun ndeso.” Dengan semangat membangun desa, Jamal melihat potensi besar dari sumber daya alam di Bondan, seperti angin dan sinar matahari, sebagai solusi untuk ketiadaan listrik yang memadai.
Selama bertahun-tahun, warga Dusun Bondan hidup dalam kegelapan saat malam tiba. Ketergantungan pada pelita minyak tanah dan tarik-menarik kabel listrik dari desa tetangga yang berjarak lima kilometer menjadi realitas pahit mereka. Selain itu, air bersih juga menjadi barang langka dan mahal karena harus didatangkan dari daerah lain.
Namun, situasi ini berubah ketika Jamal bertemu dengan tim PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap yang sedang melakukan kegiatan penanaman mangrove di wilayah tersebut. Diskusi yang terjadi membuka jalan bagi kolaborasi dalam mewujudkan energi mandiri untuk dusun.
Berdasarkan hasil survei dan analisis yang dilakukan, Pertamina menginisiasi program E-Mas Bayu, singkatan dari Energi Mandiri Tenaga Surya dan Angin. Program ini bertujuan menyediakan listrik melalui sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan. Prototipe Hybrid Energy One Pole (HEOP) pertama yang dipasang mampu menyediakan arus listrik untuk 14 titik sambungan di Dusun Bondan.
Program ini terus berkembang dengan kolaborasi bersama Politeknik Negeri Cilacap (PNC). Pada tahun 2018, instalasi listrik tenaga hibrida (PLTH) dengan daya 6.000 Watt Peak (WP) berhasil diwujudkan melalui lima kincir angin dan 12 panel surya. Kapasitas ini kemudian ditingkatkan menjadi 12.000 WP pada akhir 2020, memberikan dampak signifikan terhadap kehidupan warga Bondan.
Kini, 100% anak usia pelajar di Dusun Bondan bisa belajar dengan cahaya lampu di malam hari. Pengeluaran warga untuk penerangan juga berkurang drastis. Selain itu, listrik yang dihasilkan dari PLTH digunakan untuk mengoperasikan alat desalinasi air, mengubah air payau menjadi air tawar yang dapat dikonsumsi.
Program E-Mas Bayu juga mendorong lahirnya institusi sosial baru, seperti kelompok UMKM Ibu Mandiri dan Ibu Mekar Jaya, yang mengolah hasil tambak menjadi produk bernilai jual tinggi. Kehidupan ekonomi dan sosial warga Bondan pun terus bergerak maju.
Dusun Bondan telah membuktikan bahwa dengan keberanian dan kerja sama, mereka dapat mengubah keterbatasan menjadi peluang untuk hidup yang lebih baik. Program PLTH di dusun ini menjadi contoh bagaimana energi terbarukan dapat memberdayakan masyarakat dan menciptakan masa depan yang lebih cerah.
Demikian informasi seputar pemanfaatan tenaga surya untuk akses listrik di Dusun Bondan. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Prexer.Org.