Gde Suamba Pertumbuhan Industri di Bali Alami Peningkatan

Hingga Agustus 2018 jumlah Industri di Bali mencapai 15.134 unit, pertumbuhan Industri Kecil Menengah tersebut tercatat di Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagprin) Provinsi Bali.

Di mana jumlah tersebut mengalami peningkatan 142 unit dari total jumlah IKM tahun 2017. Kabid Perindustrian Disdagprin Bali Gde Suamba mengungkapkan, setiap tahun keberadaan IKM di Bali mengalami pertumbuhan.

Terutama pada tahun 2017 yang tercatat jumlah IKM mencapai 14.922 unit, mengalami pertumbuhan sekitar 17 persen dari tahun 2016 hanya12.730 unit.

Berdasar data Disdagprin tahun 2017, tercatat keberadaan IKM di Bali mampu menyerap tenaga kerja hingga 103.969 orang.

“Ini memang menjadi tujuan kami bersama, peningkatan jumlah IKM tentu berpengaruh terhadap banyaknya tenaga kerja yang diserap,” ujar Gde Suamba.

Dilihat dari jumlah Industri di Bali Kecil Menengah per masing-masing kabupaten/kota, Suamba menyebut, jumlah terbanyak terdapat di Kabupaten Bangli yang mencapai  4.167 unit, selanjutnya Denpasar 4.074 unit,

Jembrana 1.750 unit, Badung 1.230 unit, Buleleng 977 unit, Gianyar 943 unit, Tabanan 878 unit, Karangasem 512 unit dan Klungkung 461 unit. Namun, dilihat dari penyerapan tenaga kerja oleh Industri di Bali, tertinggi terjadi di Denpasar yang mencapai 30.862 orang.

Lebih lanjut dia menjelaskan, berbagai upaya terus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan Industri di Bali. Di antaranya dengan memberikan pendampingan terhadap produk yang diproduksi, permodalan hingga fasilitasi pemasaran.

“Kami secara rutin melakukan bimbingan teknis ke masing-masing kabupaten/kota terutama terkait verifikasi produk, desain, hingga kemasan,” terang Suamba.

Dalam kesempatan tersebut juga hadir Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gianyar, Ketua Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) Bali, Ketua Asosiasi Perak Bali dan para tokoh kerajinan perak di Celuk.

Melalui fasilitas KITE IKM yang diadakan oleh Bea Cukai, Kadisperindag berharap bahwa Celuk bisa kembali berjaya sebagai sentra industri perak yang diperhitungkan hingga pasar mancanegara seperti yang terjadi pada era 80-an.

Related Posts