Dikabarkan bahwa Presiden Jokowi (Joko Widodo) telah meresmikan bendungan kering pertama di Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/12). Peresmian tersebut dilakukan bersama Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
“Ciawi ini bendungannya kering, dry dam, ini sudah dimulai pembangunannya mulai 2016, menghabiskan anggaran Rp1,3 triliun,” kata Presiden Jokowi dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden.
Nantinya, bendungan ini akan memberi dampak kepada 12 kelurahan yang diharapkan tidak lagi banjir. Menurutnya, Bendungan Ciawi mampu menampung 0,5 juta meter kubik. “Ciawi dan Sukamahi bisa nanti akan reduksi dari 464 juta meter kubik menjadi 318 juta meter kubik. Kurang lebih nanti 12 kelurahan yang akan menjadi tidak terdampak (banjir) lagi karena adanya Waduk Ciawi dan Sukamahi,” ungkapnya.
Presiden Jokowi Sebut 3 Perkara di DKI Jakarta
Dalam peresmian itu, Jokowi mengungkapkan tiga persoalan utama DKI, yaitu banjir, macet, dan tata ruang. Menurutnya, untuk menyelesaikan persoalan banjir, siapapun Gubernur DKI perlu melakukan normalisasi 13 sungai secara konsisten.
“Kemudian manajemen pemompaan yang ada di waduk-waduk di Jakarta. Ketiga, tanggul laut atau juga yang lebih gede lagi giant sea wall, ini harus diselesaikan. Kalau tiga hal ini nggak selesai, sampai kapanpun Jakarta akan selalu banjir,” kata Jokowi.
Presiden Jokowi pun juga menambahkan sodetan dari Sungai Ciliwung menuju Banjir Kanal Timur (BKT) harus segera diselesaikan. Menurutnya, masterplan penyelesaian banjir sudah ada di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI dan Kementerian PUPR.
“Di sini ada Gubernur DKI, Gubernur Jawa Barat, saya minta betul agar dituntaskan urusan yang berkaitan banjir di Jakarta secara konsisten. Baik yang berkaitan waduk ini selesai kemudian normalisasi 13 sungai yang ada di Jakarta, urusan sodetan Ciliwung menuju BKT, tanggul laut dan giant sea wall, serta pengelolaan pompa-pompa yang ada dengan manajemen yang lebih baik,” pungkas Presiden Jokowi.