Menteri BUMN, Erick Thohir menyoroti pentingnya penggunaan bioetanol sebagai alternatif dalam bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin di Indonesia. Dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Erick menyampaikan bahwa langkah ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi impor BBM, tetapi juga untuk mencapai swasembada energi yang lebih berkelanjutan di masa depan.
Erick menegaskan komitmen pemerintah saat ini dan yang akan datang untuk terus mendorong penggunaan bioetanol sebagai bagian dari strategi pengurangan ketergantungan pada BBM impor. Dia menjelaskan bahwa selain meningkatkan penggunaan kendaraan listrik, penggunaan bioetanol juga dianggap sebagai langkah penting dalam menjaga lingkungan dan keberlanjutan energi.
“Dalam era digitalisasi saat ini, trend menuju mobil listrik semakin meningkat. Penggunaan bioetanol dapat mengurangi ketergantungan pada BBM fosil dan mendukung upaya perlindungan lingkungan,” ujar Erick.
Bioetanol, yang diproduksi dari sumber daya alami seperti tanaman bioetanol, memiliki potensi besar untuk menggantikan penggunaan bahan bakar fosil. Hal ini sejalan dengan upaya global untuk meminimalkan emisi karbon dan menanggulangi perubahan iklim.
Erick juga memberikan tanggapannya terkait revisi kebijakan terkait pembelian BBM subsidi, dengan menekankan pentingnya penyaluran yang tepat sasaran sesuai dengan kondisi ekonomi masyarakat Indonesia yang beragam.
“Pemerintah berkomitmen untuk mengatur bantuan-bantuan seperti listrik dan gas dengan lebih efisien. Hal ini sebagai bagian dari upaya mendorong kesejahteraan masyarakat,” tambah Erick.
Dalam konteks pengembangan energi berkelanjutan, penggunaan bioetanol diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk mencapai swasembada energi di Indonesia. Langkah ini tidak hanya akan mengurangi impor BBM, tetapi juga menciptakan sistem energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Demikian informasi seputar penggunaan bioetanol sebagai alternatif BBM. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Prexer.Org.
