Home » Kondisi Investasi Energi Baru Terbarukan: Tren dan Proyeksi di Tahun 2024

Kondisi Investasi Energi Baru Terbarukan: Tren dan Proyeksi di Tahun 2024

Realisasi investasi dalam sektor energi baru terbarukan (EBT) pada awal tahun ini masih terlihat sepi, dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) dan absennya lelang pembangkit energi terbarukan oleh PLN. Meskipun begitu, proyek-proyek besar yang direncanakan untuk tahun ini memberikan harapan untuk peningkatan investasi pada sektor ini.

Menurut data Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) hingga November 2023, realisasi investasi Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) baru mencapai 64,49% dari target tahunan. Meskipun tren investasi EBTKE dari 2017 hingga 2022 fluktuatif, dengan jumlah realisasi yang berubah-ubah, pemerintah menargetkan investasi sebesar US$ 2,6 miliar untuk tahun ini, lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Namun, optimisme terhadap capaian target tersebut sedikit terhalang oleh beberapa kendala. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi (Dirjen EBTKE) Eniya Listiani Dewi menyatakan bahwa belum ada angka resmi yang dirilis hingga kuartal I-2024, sementara beberapa faktor seperti menunggu kepastian pasca-pemilu dan absennya lelang pembangkit energi terbarukan oleh PLN turut mempengaruhi realisasi investasi.

Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), memperkirakan bahwa realisasi investasi EBT di tahun ini mungkin tidak akan mencapai target yang ditetapkan, mengingat belum adanya realisasi investasi pada proyek energi terbarukan yang signifikan dari PLN. Pemilu dan penantian terhadap kepastian investasi juga menjadi faktor-faktor penunda.

Tantangan dalam realisasi investasi energi baru terbarukan tidak hanya terbatas pada aspek politik, tetapi juga pada kebijakan yang tidak selaras antara target Kebijakan Energi Nasional (KEN) dengan langkah-langkah taktis yang dilaksanakan. Ketua Indonesia Center for Renewable Energy Studies (ICRES), Surya Darma, menyoroti keluhan banyak pihak terhadap kebijakan yang tidak mendukung pengembangan energi terbarukan secara serius.

Diperlukan kepastian kebijakan hukum, regulasi yang menarik, dan kebijakan harga yang jelas untuk mendorong investasi dalam pengembangan energi terbarukan. Kondisi ini, jika tidak segera diperbaiki, dapat berpotensi memperlambat pertumbuhan investasi pada sektor ini dalam beberapa tahun mendatang.

Demikian informasi seputar perkembangan sektor energi baru terbarukan di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Prexer.Org.

Related Posts