Home » Terbaru » Kebutuhan Investasi PLN untuk Jalankan RUPTL 2025-2034: Targetnya Capai Rp3.000 Triliun?

Kebutuhan Investasi PLN untuk Jalankan RUPTL 2025-2034: Targetnya Capai Rp3.000 Triliun?

PT PLN (Persero) membutuhkan investasi sekitar Rp3.000 triliun untuk mewujudkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034, yang menjadi pilar penting dalam transisi energi dan penguatan ketahanan pasokan listrik nasional.

Dalam upaya mencapai target pengembangan energi baru terbarukan (EBT), RUPTL 2025-2034 menetapkan penambahan kapasitas pembangkit sebesar 69,5 gigawatt, dengan 76 persen di antaranya berasal dari EBT, sehingga kebutuhan investasi PLN sangat besar sekarang.

Kebutuhan Investasi PLN dan Kolaborasi Menjadi Kunci Sukses RUPTL

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengungkapkan bahwa untuk merealisasikan RUPTL, PLN tidak dapat berjalan sendiri. Pembangunan sistem kelistrikan yang mencakup 48.000 kilometer jaringan transmisi dan 109.000 MegaVolt-Ampere (MVA) gardu induk memerlukan kolaborasi antara pemerintah, PLN, dan sektor swasta.

Diperlukan investasi besar untuk mendukung upaya ini, dengan total kebutuhan mencapai Rp3.000 triliun dalam waktu sepuluh tahun.

Darmawan menekankan bahwa RUPTL tidak hanya bertujuan untuk memperkuat sistem kelistrikan, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dalam jumlah besar.

Dengan pengembangan energi terbarukan, RUPTL juga diharapkan dapat menurunkan emisi gas rumah kaca, mengurangi ketergantungan pada energi impor, serta meningkatkan pemanfaatan sumber daya energi domestik yang lebih berkelanjutan.

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Muhammad Qodari menekankan bahwa RUPTL merupakan fondasi utama dalam mencapai visi ekonomi Presiden Prabowo Subianto, yang menargetkan pertumbuhan ekonomi delapan persen dalam lima tahun ke depan.

Ia juga menyoroti pentingnya penyediaan pasokan listrik yang andal, bersih, dan terjangkau untuk mendukung pembangunan di daerah terpencil dan meningkatkan pemerataan akses pendidikan.

Sementara itu, Staf Ahli Bidang Perencanaan Strategis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman Hutajulu menyebutkan bahwa meski rasio elektrifikasi PLN saat ini mencapai 98,54 persen, masih terdapat lebih dari 10 ribu lokasi yang belum terjangkau.

Pemerintah menargetkan penyelesaian elektrifikasi wilayah 3T dalam lima tahun ke depan, dengan mempercepat pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) komunal di 80.000 desa.

RUPTL 2025-2034 menjadi langkah strategis untuk mendukung transisi energi di Indonesia, dengan kebutuhan investasi yang sangat besar.

Kolaborasi antara pemerintah, PLN, dan sektor swasta menjadi kunci dalam mewujudkan rencana besar kebutuhan investasi PLN, yang tidak hanya memperkuat ketahanan energi tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia.

Demikian informasi seputar kebutuhan investasi PLN yang cukup banyak untuk pengembangannya di  masa depan. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Prexer.Org.

Related Posts