PT Pertamina Hulu Energi (PHE), subholding upstream Pertamina, mencatatkan investasi yang signifikan dalam kegiatan eksplorasi migas (minyak dan gas bumi) selama tahun 2023. Biaya eksplorasi atau pencarian cadangan minyak mencapai US$320 juta, melebihi realisasi investasi pada tahun sebelumnya sebesar US$260 juta, yang mengalami pertumbuhan sebesar 23%. Meskipun demikian, angka tersebut masih di bawah target yang ditetapkan sebesar US$387 juta.
Direktur Eksplorasi PHE, Muharram Jaya Panguriseng menyatakan bahwa setiap tahunnya, target investasi eksplorasi migas terus meningkat untuk mendapatkan tambahan cadangan minyak yang juga diharapkan tumbuh. PHE menargetkan pertumbuhan temuan 2C sebesar 15% per tahun hingga tahun 2029, dengan harapan mencapai ukuran dalam miliaran barel karena kebutuhan energi yang terus meningkat.
Selama tahun 2023, Pertamina menyelesaikan 20 pemboran eksplorasi, meningkat 18% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 17 pemboran. Namun, jumlah pemboran masih di bawah target perusahaan sebesar 32 pemboran sumur eksplorasi. Sementara itu, realisasi survei seismik 3D juga mengalami peningkatan yang signifikan, mencapai 1.512 km2, naik 268% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, realisasi survei seismik tersebut juga tidak mencapai target perusahaan eksplorasi migas yang sebesar 1.911 km2.
Meskipun investasi eksplorasi meningkat, PHE berhasil mencatat efisiensi biaya dengan menurunnya finding cost. Finding cost pada tahun 2023 mencapai US$0,76 per barel, menurun dari tahun sebelumnya sebesar US$0,94 per barel atau turun 18%.
Muharram menyampaikan bahwa dengan biaya temuan eksplorasi migas yang semakin efisien, PHE optimis untuk mencapai target-target yang lebih ambisius dalam pencarian cadangan minyak di masa depan.
Demikian informasi seputar perkembangan eksplorasi migas di Indonesia oleh PT PHE. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Prexer.Org.