Pertemuan Indonesia Finlandia Bahas Investasi Industri Kertas dan Pulp Juga Teknologi

Pertemuan Indonesia dan Finlandia membahas peluang kerja sama peningkatan investasi di Industri kertas dan Pulp. Tak hanya itu saja, kedua negara tersebut juga membahas pembangunan pusat inovasi dan teknologi.

Plan tersebut disampaikan Menperin Airlangga Hartarto dalam pertemuannya dengan Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Pembangunan Finlandia, Anne-Mari Virolainen.

Airlangga mengatakan, industri kertas merupakan salah satu sektor prioritas yang akan terus dikembangkan ke depan. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional.

“Indonesia memiliki keunggulan komparatif terutama terkait bahan baku, di mana produktivitas tanaman kita jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara pesaing yang beriklim subtropis,” katanya.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investor Finlandia menanamkan modalnya di sektor industri kertas, barang dari kertas, dan percetakan untuk dua proyek senilai US$ 1,75 juta pada 2018. Investasi industri telah berkontribusi positif terhadap perekonomian nasional melalui peningkatan nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja di dalam negeri.

Daya saing industri kertas dan pulp Indonesia di tingkat internasional cukup kuat, menempati peringkat ke-10 dunia dan peringkat ke-6 untuk industri kertas. Adapun di Asia, industri pulp Indonesia berhasil melesat ke peringkat ketiga. Industri kertas Indonesia peringkat keempat setelah Tiongkok, Jepang, dan India.

Kedua industri juga memberikan kontribusi terhadap devisa negara sebesar US$ 5,8 miliar pada 2017.  Tercatat, ekspor pulp saat ini berhasil menyumbang sebesar US$ 2,2 miliar. Pasar ekspor utamanya ke Tiongkok, Korea, India, Bangladesh dan, Jepang. Sementara untuk ekspor kertas nilanya tekah menembus sebesar US$ 3,6 miliar dengan negara tujuan utama seperti ke Jepang, Amerika Serikat, Malaysia, Vietnam dan, Tiongkok.

Selain kerja sama investasi, Airlangga juga berharap perdagangan kedua negara juga bisa diperkuat. Finlandia bisa menjadi pemasok Indonesia untuk barang modal seperti mesin elektronika serta audio dan perlengkapan TV. Sedangkan, ekspor komoditas Indonesia ke Finlandia antara lain alas kaki, komponen mesin, dan produk keramik.

Untuk memperkluat hubungan industri dan perdagangan kedua negara, Indonesia dan Finlandia secara rutin melaksanakan Forum Konsultasi Bilateral (FKB), Working Group on Forestry and Forest Industri, serta kerja sama dalam kerangka Energy and Environment Partnership (EEP). Finlandia juga dikenal sebagai negara yang menguasai teknologi permesinan, kelistrikan, industri logam, transportasi, kayu dan kertas serta kimia.

Dia juga berharap sinergi kedua belah pihak bisa bermanfaat untuk mendorong transfer teknologi. Terlebih, pemerintah tengah mendorong industri dalam negeri untuk meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan inovasi.

Kedua negara pun sepakat akan mengembangkan teknologi energi terbarukan serta pendidikan di bidang vokasi. “Finlandia memiliki Desa Circular Economy di Rilhimaki, yang memiliki fasilitas pemilahan sampah dan daur ulang serta pembangkit listrik bertenaga sampah,” kata Airlangga.

Related Posts