Keuntungan Acara IMF World Bank 2018 Bagi Industri di Bali

Keuntungan akan dirasakan oleh industri di Bali dalam rangkaian acara IMF World Bank, Oktober 2018 di Bali. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap berbagai keuntungan yang bisa didapatkan Indonesia dari perhelatan tersebut. Indonesia akan menjadi tuan rumah dari ajang bergengsi bertaraf internasional itu bulan depan.

Pertama Perhotelan, yang berhubungan langsung dengan industri di Bali tersebut. Mantan kepala staf Kepresidenan itu menyebutkan, ada beberapa hotel di wilayah Nusa Dua, Bali yang sengaja menaikkan tarif menginap untuk ajang internasional tersebut.

Kedua, dengan perhelatan akbar tersebut terselenggara di Bali, publik dunia akan tertuju pada Indonesia, khususnya Bali. Sehingga Industri di Bali pariwisata bisa semakin bergelora. Sebanyak 15.000 delegasi IMF World Bank Annual Meeting 2018 bisa menggenjot sektor pariwisata Bali setelah perhelatan akbar tersebut.

Perkiraan, potensi perputaran uang dari akomodasi delegasi yang mencapai 15.000 orang mencapai Rp 666 miliar. Angka tersebut meliputi harga kamar sekitar Rp 5 juta per malam selama 5 hari dan kehadiran keluarga dari delegasi.

Selanjutnya, tiket pesawat terbang untuk kepulangan 15.000 delegasi dan 3.000 pasangan atau keluarga yang mungkin diajak mencapai Rp 36 miliar. Ditambah lagi dengan sewa kendaraan diperkirakan sebesar Rp 38 miliar.

Para pelaku industri di Bali seperti perhotelan, ticketing, dan jasa sewa kendaraan akan bisa merasakan keuntungan pada perhelatan akbar tersebut. Belum lagi para pelaku industri di Bali seperti kuliner/restaurant, souvenir, hiburan juga akan merasakannya.

Perkiraan potensi dari paket hiburan, makan, dan souvenir diperkirakan mencapai Rp 146 miliar. Angka tersebut dengan rincian 15.000 delegasi dan 3.000 rombongan keluarganya menghabiskan sekitar Rp 1 juta selama 5 hari acara dan 3 hari liburan di Bali.

Selain itu, manfaat dari pembangunan sejumlah infrastruktur Rp 3,7 triliun juga bisa dirasakan pasca berlangsungnya IMF-World Bank Annual Meeting Oktober 2018 mendatang. Infrastruktur tersebut meliputi apron Bandara I Gusti Ngurah Rai Rp 1,34 triliun, underpass Ngurah Rai Rp 289 miliar, penyelesaian patung GWK Rp 450 miliar, dan Benoa Tourism Port Rp 1,7 triliun.

Related Posts